Entri yang Diunggulkan

BTS : BUTTER 2021

Rabu, 30 April 2014

Ikut lomba doll costume "Archipelago goddess"

Archipelago goddess adalah salah satu tema yang diambil dalam kompetisi lomba yang diadakan oleh toko boneka Toys Kingdom yang bekerja sama dengan sekolah dimana saya mengikuti kursus jahit yaitu Arva school of fashion. Selain dengan Arva juga dengan lembaga-lembaga lain dan juga dari Toys kingdomnya sendiri juga mengadakan dengan tema berbeda.

Archipelago goddess itu temanya tentang dewi-dewi legenda/cerita rakyat di Indonesia, jadi ada dewi sri,roro jograng,klenting kuning,nyi blorong,ratu laut kidul dll. Disini design saya mengambil tema Roro jongrang dengan simbol crown seribu candi (prambanan) di kepala, meski bentuknya jauh dari mirip candi prambanan sih ahhahahah...yang penting dah usaha bikin sendiri deeeh.

Di internal sekolah Arva saya mah bersaing dengan teman-teman yang kursus fashion designer , nah saya kan hanya ambil short course dengan kemampuan dan pengetahuan minim. Tapi saya pede ajah, yang penting eksistensi dan dalam rangka men-challenge diri sendiri sampai mana sih kemampuan saya.

Dan inilah hasil karya saya di boneka yang super kecil milik Toys Kingdom, yang tentunya saya beli sendiri dengan harga yang enggak murah hahahhha. Tapi gak papalah ini tantangan dan pengalaman untuk diri sendiri dan kalo ada lagi saya mau ikutan deh, sayang kalo bonekanya cuma kepake sekali.




Lihat deh karya-karya temen yang lain pada bagus-bagus  yah, dan tentunya bukan saya pemenangnya dari kompetisi ini tapi cukup jadi penggembira dan seneng aja boneka saya di pajang didepan dan keliatan dari depan gitu hihihiih. Thanks Arva school of fashion dan Toys Kingdom for this competition andsoooo  challenging!! Roooockkkkkkkksssss!!!

Minggu, 20 April 2014

New gear : Mesin high speed "Typical"

Mesin high speed merk Typical atau mesin dengan dinamo sangat cepat ini sebetulnya sudah saya pengenin sejak mulai bikin bedcover. Beberapa waktu yang lalu kan saya sempet berburu tempat membeli dakron lembaran di Surabaya, nah disitu dakronnya saya buat menjadi bedcover. Setelah dijahit, ternyata mesin jahit saya enggak mampu rupanya. Untuk membuat jahitan quilting free motion pun enggak bisa.

Mesin jahit saya ngadat dan tidak bisa jalan karena bahan terlalu tebal, dan sepertinya hanya bisa dilakukan menggunakan mesin  jahit high speed. Mesin high speed ini memang punya banyak kelebihan selain dinamonya yang besar dan speednya yang cepat. Yaitu bisa untuk menjahit bahan tebal seperti terpal, kulit, selimut dll. Untuk pemula dalam hal jahit menjahit sangat tidak disarankan, karena memang speednya sangat cepat sekali.

Mesin jahit ini biasanya digunakan untuk industri konveksi, karena memang rata-rata konveksi bergerak pada mass product yang membutuhkan waktu sangat cepat guna memenuhi kebutuhan pasar. Saat awal saya kursus di Arva pun disana hanya tersedia mesin jahit high speed, untuk pemula ini sangat menyulitkan karena boro-boro bisa jahit, mungkin juga baru pertama kali megang mesin jahit. Boro-boro bisa jahit lurus, nginjek dinamo aja bisa meluncur bebas dengan cepatnya hihihii *pengalaman pribadi*.

Sebelum saya membeli mesin jahit high speed merk Typical ini saya googling di internet dan juga browsing di pasar. Pertama saya sih sebar status kegalauan di FB, dan seperti biasa deh saya selalu punya solusi dan mendatangi tempat-tempat yang disarankan beberapa teman FB saya. Salah satunya ke pusat mesin jahit bekas di dalam pasar turi lama yang dulu kebakaran itulhoo. Nah di depan pas kantor Damkar (pemadam kebakaran) disitu ada los mesin jahit bekas, mulai mesin jahit klasik, portable dan juga highspeed lengkap, tentunya juga harganya sangat miring sekaleeeeeee. Kondisi mesin jahitnya pun masih bagus, soalnya mereka rata-rata mereka tidak hanya jualan tapi juga para teknisi mesin jahit.

Selain mengecek barang dan harga di pasar turi, saya juga ke toko mesin jahit  di Jl, bubutan, namanya New Patinda. Disitu saya sempet 2x berkunjung dan akhirnya memutuskan membelinya. Saat di toko mesin jahit bekas di pasar turi saya mendapat harga antara Rp. 1.800.000 - Rp. 1.500.000 , nah di New Patinda untuk harga baru mesin dengan brand yang sama "Typical" harganya Rp. 2.250.000. Yah, saya kan enggak terlalu ngerti soal mesin, saya hanya tau soal pemakaian dan fungsi, so daripada saya bermasalah dengan mesin jahit bekas, saya memilih beli baru saja. Kebetulan first impressionnya bagus ini toko dan juga pegawainya, so makin menguatkan hati untuk beli.


Sebenernya pilihan saya adalah antara 1 brand: Juki dan Typical., dan saya lebih menyukai merk Juki, tapi Juki harganya ajegile untuk pemula dalam hal menjahit menggunakan mesin jahit high speed ini. Soalnya saya sering llihat penjahit-penjahit memakai merk Juki sih ya. Saya pun disarankan oleh pegawai tokonya memilih brand "Typical" saja dengan kualitas yang sama. Setelah saya beli dan coba di rumah memang alus banget dinamonya meski besar gitu, plus saya saat perakitan di toko pun mengganti poli dinamonya dengan ukuran yang lebih kecil agar speednya agak turun dikit, maklum deh saya pemula heheheh.

Dan akhirnya ini deh hasil perburuan saya yang mikirnya berpuluh-puluh kali dan Alhamdulillah di support sangat oleh suami untuk pendanaan......thanks a lot my hubby *muaaaacchhhh* !!. Seneng deh, nanti bisa jahit-jahit selimut dan pet bed yang bisa dijual :D.

Selasa, 15 April 2014

DIY : Dompet wanita

Membuat dompet sendiri adalah keinginan dari dulu , menurut saya lebih rapi dibanding yang dijual dipasaran, yap because its handmade. Pingin beli di salah satu toko handmade kok yah mahal amat, mulai deh kepikiran buat bikin sendiri dengan motif kain semau gue :D.

Sudah banyak googling tapi kayaknya kurang lengkap tutorial-tutorialnya, dan mungkin kurang spesifik keyword untuk goolingnya juga sih. :D. Dan akhirnya saya nemu juga tutorialnya lengkap plus step by step jahitnya. Mungkin temen-temen yang ingin membuat dompet wanita ini bisa mengintip tutorialnya mbak Ayu Ovira di blognya. Bisa di cek disini http://craftalova.blogspot.com/2014/01/tutorial-flova-wallet-part-1.html.

Sssst......bisa juga dibuat penghasilan lebih lho, soalnya begitu saya bikin satu dan saya publish di fb, banyak yang pesan :D. So, jangan ditunda lagi deh idenya :D.


Kamis, 10 April 2014

Grading pola busana

Grading pola itu adalah menjiplak design pola baju dengan menyesuaikan ukurannya ataupun merubah ukurannya. Emmmm saya tidak paham juga maksudnya, pokoknya tuh kita di kasih pola baju trus kita blat (contek) setelah itu kita sesuaikan ukurannya dengan yang kita mau. Jadi kalo kekecilan yah di besarkan begitupun sebaliknya.

Nah pertengahan januari 2014 yang lalu kan kursus level pertama saya berakhir, dan akhir januari saya mendaftarkan kembali di Arva school of fashion untuk mengikuti kursus level kedua. Saya sudah kadung kerasan kursus di Arva karena cocok dengan tempat dan stafnya yang sangat ramah juga temen-temen yang mengasikkan, yah meski ditiap kelasnya saya selalu jadi pribumi sendirian hihiihhi #noproblem.

Dan di awal kursus level kedua itu deh berasa juga levelnya naik dengan masalah-masalah jahit menjahitpun pada naik level ...beneran deh baru berasa kalo lagi belajar hal baru yang bener-bener baru. Grading ini menurut saya malah menyita waktu dibanding bikin pola sendiri. Karena yah itu deh pola jadi kita ukur per bagian dan kita hitung hitungin juga tiap centi tergantung pola mau di gedein ataupun dikecilkan. Stress beneran sayaaa!! Bikin pola sederhana paling satu kali pertemuan kursus selesai, nah ini saya hinggan 2x pertemuan kursus masih bingung dan berasa kurang sreg nge-grading polanya.

Grading sebenernya lebih sering diperlukan untuk keperluan produksi massal (konveksi), untuk usaha konveksi teknik grading pola ini mempercepat pekerjaan. Karena satu pola dan satu model baju bisa untuk banyak size. Yah semoga bisa memahami apa yang saya maksud dengan penjelasan tentang grading ini. Saya kalo kurang suka dengan sesuatu susah mengingatnya hahahahaha #alesaaannnn.

Ada juga pengertian grading yang saya kutip dari beberapa sumber :
►Grading Pola

Dalam produksi masal juga dikenal grading pola.

Grading pola memungkinkan anda membuat baju dengan desain sama dengan ukuran berbeda.

Grading pola hanya diterapkan pada pola standar.

Keterampilan dan keterampilan menggrading pola jarang dimiliki kecuali oleh mereka yang berkecimpung di bidang pattern making untuk industry. (mignonesiaboutique.blogspot.com)

Grading dalam Industri Busana

       Ada yang tau Grading dalam busana itu apa..?? sebenernya saya juga mesih kurang tau pengertian yang sebenarnya itu apa :D. Kata Grading berasal dari bahasa Inggris yaitu Grade yang artinya tingkatan. Dari kata itu dapat saya simpulkan bahwa grading dalam busana itu artinya membuat tingkatan ukuran pola busana yaitu ukuran S, M, L dan XL baik secara manual ataupun dengan komputer dan yang dapat di Grading yaitu rok, celana, blus dan sebagainya. Grading ini sering digunakan dalam industri garmen atau konfeksi yang membutuhkan waktu yang singkat untuk mendapat hasil yang banyak.
        Adapun manfaat dari Grading bagi industri busana yaitu:
  1. Menyingkat waktu pembuatan pola.
  2. Dapat mendapatkan ukuran yang sesuai dengan keinginan dari pola baku yang ada.
  3. Dapat memproduksi busana minimal 3 ukur (nurlailafitriana.blogspot.com)
Yah begitulah kira-kira pengertian dari grading pola busana. Saat itu saya tugasnya sih nge-grading pola jaket/blazer untuk keperluan industri konveksi (jika diperlukan). Pola yang akan di grading adalah size M, dan harus saya sesuaikan dengan size badan saya yang kira-kira XXL gitu deh....kebayang kan yah seberapa banyak saya menambahkan centimeter di sekeliling pola hhhihiihih. Beda dengan temen-temen sekelas saya yang rata-rata ukuran badannya S dan M, maklum deh asia banget (baca:chinesse) #noRasis. Kadang saya suka senyum sendiri kalo membandingkan pola dan baju saya dengan temen-temen kursus saat sudah selesai dijahit, alaaamaaaaak bisa separo baju saya ukuran mereka ...ceking bangettttttt!! hahahahah

Begini deh kira-kira pelajaran grading menurut yang diajarkan ditempat kursus saya :).

grading pola (membesarkan)

layout kain

tulisan bu guru hihihiih

 
'/>