Entri yang Diunggulkan

BTS : BUTTER 2021

Minggu, 30 Januari 2011

Cerita bisnis warnet (2)

Bisnis warnet itu setelah dijalani, cakupannya sangat banyak. Bukan sekedar bisnis jasa internet dan komputer. Tapi didalamnya kita sebagai pebisnis atau sekedar operator / penjaga warnet kurang lebih dibutuhkan skill ekstra yang mungkin tidak diharuskan untuk profesi tertentu. Sebagai pebisnis warnet kita memerlukan kemampuan berkomunikasi dan public service yang bagus. Karena warnet adalah bisnis jasa yang memperhitungkan pelayanan yang baik dan memuaskan, disamping ISP yang handal pula.


- Faham Komputer & Internet
Kita harus mempunyai keahlian tentang komputer & internet, kita juga harus tahu tentang dunia luar yang berbasis internet. Kita wajib tahu juga seluk beluk didalam pekerjaan kita agar mampu membantu memuaskan pelanggan. Kalau pengetahuan kita minim, maka pelayanan kita juga pasti gak bisa maxi. Minimal kita tahu msoffice dan browsing, sehingga kita bisa membantu pelanggan yang kesulitan atau membutuhkan bantuan.

- Sabar & Tabah
Seorang yang bergelut di bisnis warnet ini wajib punya jiwa penyabar, atau minimal mulai belajar bersabar. Karena bisnis jasa / pelayanan sangat memerlukan kesabaran, sabar jika minim pelanggan, sabar jika sepi, sabar jika di caci maki & dihina bina pelanggan, sabar juga untuk dibandingkan dengan warnet lain oleh pelanggan. Sabar juga melayani pelanggan yang gaptek total atau yang sok tau poll, sebisa mungkin kita terlihat lebih dibanding pelanggan kita deh biar mereka tidak rese' dan bisa menghargai kita. Pokoknya sabar aja deh , kalau enggak bisa spot jantung tiap saat.

- Bersaing Sehat
Tidak mungkin dan pasti ada omongan dari sana sini perihal warnet / tempat usaha kita dari pelanggan, tetangga atau orang lain. Tidak jarang warnet yang terletak di area sekolah, kampus atau tempat yang sifatnya berderet saling bersaing tidak sehat dan cenderung saling menjatuhkan. Hal tersebut sebaiknya kita hindari, karena yang rugi malah kita sendiri, selain di cap jelek juga pelanggan sekarang pintar - pintar.

- Realistis
Berfikir realistis tapi tetap bersaing sehat itu wajib. Jangan hanya karena melihat warnet / usaha tetangga kita lebih bagus fasilitasnya, kita langsung meng-copypaste-kan pada warnet kita. Kita harus realistis dengan kondisi budget kita, kalau kita tidak bisa memberi fasilitas yang sebagus mungkin, minimal kita masih bisa kembangkan kemampuan kita dibagian lain. Contohnya: pelayanan yang bersahabat, mampu mengenal pelanggan, minimal inget siapa saja pelanggan kita karena itu merupakan hal positif yang mampu menarik pelanggan untuk terus datang ke warnet kita.

- Pembukuan yang Rapi
Untuk urusan internal 'dapur' kita ini harus di atur dengan sangat disiplin dan rapi. Karena segala untung rugi sebuah usaha juga tergantung dari kerapihan pembukuan kita sendiri. Kita harus mampu mencatat pemasukan pengeluaran secara detail dan jujur, agar bisa tahu usaha / warnet kita ini maju, berkembang, bangkrut, rugi atau mengalami kebangkrutan. Tapi namanya usaha ada kembang kempisnya , ada sepi rame nya. Tidak beda dengan pangsa saham ( halah..ketinggian :D ), kadang kenaikan beberapa barang ikut juga dengan pendapatan warnet, karena orang juga mikir lagi buat lari ke warnet. Boro - boro ke warnet beli cabe aja harganya lebih mahal dari ngenet xixixixi.

- Disiplin Maintenance
Maintenance disini tidak hanya berhubungan dengan komputer saja, tapi untuk seluruh periperal yang ada didalam warnet. Menyangkut meja, kursi, webcam, headset, monitor dan seluruh bagian komputer. Minimal menjaga kebersihan demi terciptanya kenyamanan pelanggan. Minimal tiap hari kesemuanya itu harus dicek, dibersihkan dan dilihat kerusakannya (bila ada). Untuk CPU, biasanya saya ( suami saya sih) membongkarnya minimal 1 minggu sekali untuk mengecek hardware di dalamnya dan juga kebersihannya. Juga mengecek software (program lunak) didalamnya setiap ada keluhan pelanggan, atau berkala setiap 2 hari sekali.

- Upgrading
Perihal elektronik khususnya dalam bisnis warnet adalah komputer, hendaknya di lakukan penggantian / peng-upgrade-an secara berkala. Apalagi elektronik kita yang make' banyak orang jadi kemungkinan usia 'hidupnya' lebih cepat rusak di banding elektronik yang kita pake sendirian. So, upgrade disini adalah lebih dari sekedar maintenance, tapi harus mengganti barang, hardware, software yang dirasa sudah tidak layak pakai, tidak stabil lagi, atau bahkan sudah kuno dan tidak compatibel dengan beberapa program (software) yang kita install didalam komputer kita.

- Snack & Softdrink
Kedua hal ini memang tidak bisa dipisahkan dalam warnet. Kalau ingin pelanggan betah di warnet kita, yah sediakan 'kebutuhan' mereka selama di warnet. Kalau kita punya nyali besar, bisa buka usaha makanan sekalian huehuehue. Kalau warnet kita memperbolehkan seseorang untuk merokok, maka jual lah rokok juga sekalian pulsa kalau punya modal cukup dan punya konsentrasi yang bagus.

Semoga sedikit sharing saya perihal bisnis warnet ini berguna untuk kita semua yang akan, sedang, memulai, merencanakan, menjalankan bisnis warnet. Bisa ditambahkan untuk usulan yang dirasa perlu ditambahkan.

Kamis, 20 Januari 2011

Perhitungan modal bisnis warnet

Kalau sebelumnya saya nulis cerita tentang bisnis warnet, yang tulisannya bisa dilihat DISINI, sekarang saya coba nulis perihal bisnis warnet(lagi). Oret-oretan perihal modal memulai bisnis warnet kira-kira seperti ini:

- Modal = Uang
Kita bisa mendapatkan dari pinjaman bank, duit sendiri, pinjam sodara atau bisa juga minta orang tua & mertua (hehehe). Sayangnya kebanyakan pinjaman lewat bank haruslah sudah memiliki usaha yang minimal berdiri 1 tahun dan memiliki surat ijin usaha, jadi kayaknya duit sendiri deh yang lebih bisa diandalkan. Jadi kalau punya niatan untuk membuka usaha sendiri sebaiknya mulai sekarang rajin nabung yah :) .

- Modal tempat/lahan
Kita bisa memakai jasa sewa ruko atau mengontrak salah satu tempat yang strategis yang kira-kira ada target market yang bisa kita bidik nantinya untuk usaha kita (bukan hanya untuk warnet). Contohnya: area perkuliahan, area perkantoran, dekat dengan sekolah (SMP / SMU). Atau kalau punya rumah yang lokasinyta strategis dan depan jalan raya kayak rumah saya, bisa memanfaatkan lahan yang ada, bahkan bisa di salah satu bagian ruang rumah bisa dimanfaatkan dan tentunya meminimalisir pengeluaran ekstra.

- Menentukan target market
Meski sekarang rata-rata kampus telah melengkapi area nya dengan wi-fi tapi jangan kecil hati, warnet tetaplah jadi pilihan para penggunanya karena lebih reliable. Sama halnya dengan perkantoran, hampir semua kantor juga melengkapi pegawainya dengan fasilitas internet, tapi tidak jarang banyak program yang di block oleh kantor agar tidak mengurangi kualitas kinerja pegawainya, so disini kita tetap punya peluang pelanggan untuk warnet kita.

Kalau sekolah (SMP/SMU)emang paling menggiurkan, soalnya pada usia-usia sekolah ini guru mereka sering memberikan tugas yang membutuhkan untuk menggunakan internet, belum lagi serangan facebook yang menggiurkan mereka, juga karena life style dan trend anak remaja , kalau tidak kenal internet pasti dibilang ndak gaul sama kawan-kawan seusianya, jadi sekolah adalah lahan 'basah' juga untuk warnet.

Pengeluaran dalam memulai bisnis warnet:
- 10 PC komputer client (bisa baru atau second tergantung budget) kira-kira @Rp. 1.800.000

Kira-kira Spesifikasinya seperti ini :
Motherboard :PC CHIPS
HDD : 250 GB
RAM : DDR 2 1GB
Processor : Dual core E5400
VGA,LAN,SOUNDCARD ONBOARD
Power supply : 450 VA
Stavolt : 500VA
(tidak usa di sertakan dvd/cd room)

Nah untuk komputer server kalau punya saya spesifikasinya seperti di skrinsut ini:

- 10 Monitor : CRT / LCD kira-kira @Rp. 1.000.000
- 10 Keyboard kira-kira @Rp. 60.000 untuk merk biasa
- 10 Mouse kira-kira @Rp. 50.000 untuk merk biasa
- 10 web cam kira-kira @Rp. 100.000 untuk merk biasa, bahkan bisa kurang dari 100rb karena serbuan barang made in china maka harga bisa lebih murah
- 10 Headset kira-kira @Rp. 50.000 untuk merk biasa
- 10 Mouse pad kira-kira @Rp. 5.000
- 10 Windows XP Home ori kira-kira @Rp. 800.000, XP Pro @Rp. 1.300.000
- 2 Card reader kira-kira @Rp. 50.000 untuk merk biasa
- 1 Bluetooth kira-kira @Rp. 50.000 untuk merk biasa
- 1 Switch isi 16 port kira-kira @Rp. 350.000 untuk merk SMC (ini fungsinya untuk mengalirkan koneksi dari komputer server ke klien)
- 1 Modem ADSL kira-kira @Rp. 350.000 untuk merk D-Link (biasanya juga dapet free saat pemasangan Internet)
- 1 Speaker kira-kira @Rp. 350.000 untuk merk Simbadda (ini ditaruh di komputer server saja)
- 10 Kursi yang ada sandarannya kira-kira @Rp. 150.000
- 10 Kursi plastik untuk kursi tambahan jika yang memakai 2 orang dlm 1 komputer kira-kira @Rp. 25.000
- 10 Meja komputer kira-kira @Rp. 180.000 atau bisa buat sendiri
- 50 Meter Kabel LAN @Rp. 3.000, atau bisa lebih tergantung jarak komputer client ke server, kalo saya dulu butuh lebih dari 50 meter karena ruangnya luas
- 1 Exhaust (penting untuk sirkulasi udara) kira-kira Rp. 180.000 untuk merk Maspion
- 2 Ceiling fan / Wall fan kira-kira Rp. @300.000 untuk merk KDK / Maspion
- 2 AC 1/2 PK jika menginginkan warnet ber AC kira-kira @Rp. 3.000.000
- 1 Printer Hitam kira-kira Rp. 600.000 untuk merk HP
- 1 Printer Warna kira-kira Rp. 800.000 untuk merk Epson
- 1 Scanner kira-kira Rp. 300.000 untuk merk Canon
- Bisa juga memakai printer multifungsi (Print (warna/hitam), Scanner, Copier, Fax) lebih murah kira-kira @Rp. 1.000.000 untuk merk Canon. Tapi saya sarankan tidak menggunakan printer multifungsi, karena untuk warnet kita hampir tiap hari menggunakannya, jika kesemua fungsi (printer,scan,copier,fax) dipakai maka printer pun lebih cepat rusak.
- 1 Lemari display kira-kira @Rp. 1.500.000, untuk tempat kertas dan juga jika anda sambil berjualan periperal komputer bisa di taruh lemari display.
- Banner untuk nama dan promo kira-kira Rp. 200.000
- 1 Kulkas display kira-kira Rp. 2.500.000 (atau bisa minta penyuplai minuman berkarbonasi macam Coca cola / Sosro, biasanya ada juga sales yang menawari)
- 4 Krat minuman @Rp. 40.000 (selanjutnya hanya beli isi saja)

Begitulah kira-kira seperti itu gambaran perkiraan modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis warnet bahkan jika pintar kita bisa meminimalisir pengeluaran yang saya sebutkan diatas. Bisa juga ditambahkan item selain yang saya tuliskan diatas, biasanya beda warnet beda pula kebutuhannya. Dan kadang seiring perkembangan warnet, kebutuhan akan barang yang sifatnya gadget akan lebih beragam. Jadi siapkan dana extra saja ya :) .

Beberapa Link Penting:
- http://www.pc24.co.id/catalogue/category18_1.htm
- http://www.mediatama.net/new/Analisa-Bisnis-Warnet.php
- Google

Senin, 10 Januari 2011

Perihal kapan ??

Stop asking or die !. Saat kita bertemu atau bertamu ke kerabat, teman bahkan sodara, sering kali pasangan muda yang belum juga di karuniai anak merasa terganggu dengan pertanyaan - pertanyaan "Kapan Hamil?" , "Kapan punya anak?". Saat itu rasanya hidung kita sedang dihadapkan dengan ujung pisau yang lancip, runcing dan siyap membelah hidung kita jadi 2. Eh, tapi itu sebenarnya pertanyaan wajar dan biasa loh, tapi sedang tidak pada waktu yang tepat saat menanyakannya, makanya kita ngerasa hidung kita di ujung pisau :D.

"Kapan sekolah?", "Kapan kuliah?", "Kapan kerja?", "Kapan menikah?", "Kapan punya rumah?", "Kapan punya anak?" dll sebenarnya pertanyaan wajar dan kadang hanyalah pertanyaan basa - basi saat bertemu seseorang yang kita kenal. Meski di beberapa negara pertanyaan semacam itu merupakan pertanyaan yang sangat pribadi untuk ditanyakan dan tidaklah sopan jika kita baru mengenal seseorang langsung menanyakan hal itu. Obrolan saat masak dengan mbak Itul tentang orang - orang yang kami kenal seputar pertanyaan dan efek dari pertanyaan tersebut sangatlah bermacam-macam dan beberapa yang mampu saya tangkap, akan saya share disini.

Sebaiknya kita, dan semua orang yang menjumpai situasi seperti ini jangan menggunakan kalimat diatas sebagai bahan basa - basi pembuka obrolan. Karena salah tebak mood lawan bicara kita bisa menimbulkan efek yang tidak baik untuk lawan bicara kita. She or He wanna be 'die' at that moment...

Teringat 2 teman saya (selanjutnya saya sebut si A dan si B) dalam menanggapi pertanyaan seputar "Kapan?". Dua teman saya termasuk 2 orang yang sangat menjaga imej (baca:gengsi), tapi keduanya tidak saling kenal kecuali dengan saya, jadi mereka 2 teman saya dari komunitas yang berbeda. Cerita si A, pertanyaan "Kapan menikah?" meluncur saat dia bertamu di rumah salah seorang teman yang kebetulan saya juga kenal karena satu kelas saat kuliah dahulu. Ibunda dari teman saya tersebut menanyakan "kapan nikah mbak?" (saat itu dia belum menikah). Si A menjawab "Saya sudah nikah koq bu, cuma gak pake' di ramein (baca:pesta)". Karena demi menjaga imej entah tidak mau dianggap tidak laku atau gak mau kalah dengan teman lain yang sepantaran tapi udah menikah bahkan udah punya baby, dia menjawab sekenanya dan menambah 1 kali lagi kebohongan dalam dirinya. Maka kita juga punya andil untuk menjaga hati & perasaan lawan bicara kita agar tidak menambahi dosa untuknya atas pertanyaan kita.

Cerita si B, pertanyaan seputar "Kapan hamil?" bukanlah sedang saya tanyakan, tapi dia menceritakan tentang pengalamannya atas pertanyaan tersebut yang ditujukan kepadanya oleh orang terdekatnya, yakni Ibu mertuanya. Si B menceritakan ulang kepada kami (saya dan teman saya) dengan dibumbui sedikit alibi dan pembenaran atas dirinya sendiri. Dia menceritakan kepada kami bahwa dia pernah hamil tapi keguguran dan keluarga (termasuk Ibu mertuanya) menyalahkan ritme kerjanya (si B tersebut) yang terlalu workaholic. Hmmmm......sebelum dia menceritakan hal ini (terutama kepada saya), saya dapat info dari cerita suaminya ke suami saya bahwa mereka ( si B & suaminya) sedang (bisa dikatakan sering sekali)mengunjungi dokter (dokter kandungan mungkin lebih tepatnya) untuk usaha segera mendapatkan kehamilan. Karena mereka sudah lama menikah (seinget saya 7 - 9 tahun gitu deh), wajar yah kalo mulai deg-deg an, satu hal karena usia pernikahan mereka yang lumayan lama juga karena faktor umur keduanya yang makin lama bukan semakin muda, untuk wanita kan sangat rawan jika kehamilan terjadi diatas usia 35 - an. Jadi, cerita tentang keguguran itu adalah.......BOHONG, karena menurut suaminya sendiri aja belum pernah ada kehamilan.

Terakhir cerita dari mbak Itul (partner masak saya di rumah), Dia menceritakan kepada saya ada entah tetangga atau teman dia yang mengalami hal serupa (saya sebut saja si C). Saat si C bertamu, oleh tuan rumah ditanya "Udah punya momongan mbak?", karena mereka saling tidak bertemu dalam waktu yang lama, si C menjawab "Udah, tapi ikut mbahnya". Mbak Itul yang tahu keadaan sebenarnya memilih diam saja, memahami keadaan.

Hmmm....saya dan kita sebetulnya tidak boleh ya menjudge seseorang tersebut terutama orang-orang seperti si B. Terlalu berulang-ulangnya pertanyaan itu ditanyakan, mau tidak mau akan membuat si B (dan tentunya kita juga jika diposisikan sama) menjadi jengah, muak, sebal, marah, 'sekarat' bahkan 'mati' kutu. Jika kita tidak bijak menyikapi pertanyaan-pertanyaan yang sangat pribadi seperti diatas, maka jawaban kita juga mungkin sama seperti contoh si A,si B dan si C. Jadi pertanyaan "Kapan?" itu sebenarnya pertanyaan menjebak atau mungkin pertanyaan yang paling menyebalkan di dengar telinga kita, terutama oleh kaum hawa (baca:wanita). Dan pertanyaan berbau 'menelanjangi' seperti itu sangat tidak nyaman di dengar ataupun dijawab. Maka menurut saya sebaiknya kita harus tahu mood, sifat dan timing yang pas jika ingin melontarkan pertanyaan pribadi tersebut sebagai bahan obrolan dengan seseorang. It's not funny anymore !

Sabtu, 01 Januari 2011

Cerita bisnis warnet (1)

Sekitar akhir 2007 (seinget saya bulan november ato desember gitu deh - maaf faktor "U" :D) saya dan suami membuka usaha warnet tottaly atas modal dari Ibu mertua saya dan seiprit dari penghasilan saya sendiri :P. Yang penting selanjutnya kami sendiri yang mengurus bisnis kecil tersebut dan hasilnya juga untuk membeli kiloan beras, beberapa buah baju dan menambah koleksi pasmina , tas dan kacamata saya hehehe.

Kami (saya dan suami) emang modal dengkul, keringet dan muka memelas doang dalam mengelola bisnis warnet kami. Tidak satupun dari kami paham betul tentang bisnis warnet, komputer, instalasinya dan segala macam keribetan didalamnya. Tapi Alhamdullillah seiring waktu kami pun 'pintar' lewat autodidak ( eh salah ding, suami saya doang). Saya akui suami saya ini pemalas, orangnya kuat tidur berjam-jam dan bangun menjelang sore (malah curhat), tapi untuk urusan warnet saya melihat kemajuan yang sangat pesat dan drastis (serasa saya tidak mengenali suami saya lagi hehehe).Dahulu awal membuka usaha warnet kami belum kenal apa itu instalasi internet, jaringan, efek virus didalam program komputer , dan tidak pernah aware akan usilnya para pelanggan warnet. Dan sialnya kami tidak pernah punya kenalan atau teman yang mempunyai profesi sebagai penyedia jasa instalasi warnet (sial apa hikmah ya?).

Ya gitu deh, kebayang ribetnya kan, tapi enggak buat kami. Kami malah gak pernah merasa seribet yang dibayangkan, karena emang saat itu kami tidak tahu hal tersebut adalah sesuatu yang harus kami pahami sebelum membuka usaha warnet. Jadi ya nyantai, tinggal browsing ke pusat komputer, masuk keluar toko sembari nyari kenalan seorang teknisi yang bisa membantu kami. Akhirnya disalah satu toko komputer di Hitech Surabaya, kami dapat salah satu teknisi yang dikenalkan oleh penjaga toko. Akhirnya deal lah kita memakai jasa dia sampai selesai instalasi. Tapi sayang teknisi tersebut bukan orang yang bertanggung jawab, saat ada kerusakan ataupun sesuatu yang ingin kami tahu, teknisi tersebut terkesan malas, hingga akhirnya kami harus mempending rencana membuka warnet, karena memang belum sepenuhnya beres instalasinya dan kami pun tidak tahu harus meneruskannya.

Akhirnya kembali kami mendapat teknisi yang lumayan baik dan menyelesaikan pekerjaan teknisi yang pertama tadi. Hingga kami bisa membuka warnet kami dan saat ada kerusakan ataupun bermasalah dengan jaringan dia pun baik hati untuk datang, bahkan kami juga mulai mengembangkan kerjasama dengan mengekspansi warnet kami dan membeli beberapa komputer baru dari mas teknisi tadi.

Tapi kebaikan seseorang itu tidak berlangsung lama,yah....kami hanyalah manusia biasa. Sejalan dengan warnet kami dibuka, suami saya pun tidak menyiakan waktu untuk belajar dari hasil gugling. Dan banyak hal yang kami tidak tahu sebelumnya dan sekarang kami tahu. Kami merasa, dulu kami sering ditipu dan dibohongi oleh teknisi-teknisi yang pernah kami pakai jasanya....Ochhhh jahatnya, mempermainkan ketidaktahuan kami atau kami yang terlalu bodoh untuk mempercayai seseorang atau pula karena keterbatasan pengetahuan kami?. Hmmmm ya sudahlah , tidak perlu disesali, ada hikmah dibalik setiap kejadian, meski baik dan buruk bisa dijadikan pelajaran hidup.

Efek kecewa itu tidak menjadikan kami putus asa tapi justru menjadikan suami saya mempelajari semuanya. Dan sekarang urusan komputer dan segala macam tetekbengek nya suami saya sudah totally mampu handle semuanya :). Judulnya menurut saya sih simple : Menghemat pengeluaran buat bayar teknisi hehehe.

Sekarang pembagian tugas kami adalah, saya menghandle hal - hal detail tentang perkembangan bisnis warnet saya dan keuangannya, dan suami saya menghandle soal perkomputeran dan semua instalasinya. Dan kami merasa we are really great team, meski tanpa bantuan pembantu rumah tangga dan operator warnet...yeaaaaa.

 
'/>