Stop asking or die !. Saat kita bertemu atau bertamu ke kerabat, teman bahkan sodara, sering kali pasangan muda yang belum juga di karuniai anak merasa terganggu dengan pertanyaan - pertanyaan "Kapan Hamil?" , "Kapan punya anak?". Saat itu rasanya hidung kita sedang dihadapkan dengan ujung pisau yang lancip, runcing dan siyap membelah hidung kita jadi 2. Eh, tapi itu sebenarnya pertanyaan wajar dan biasa loh, tapi sedang tidak pada waktu yang tepat saat menanyakannya, makanya kita ngerasa hidung kita di ujung pisau :D.
"Kapan sekolah?", "Kapan kuliah?", "Kapan kerja?", "Kapan menikah?", "Kapan punya rumah?", "Kapan punya anak?" dll sebenarnya pertanyaan wajar dan kadang hanyalah pertanyaan basa - basi saat bertemu seseorang yang kita kenal. Meski di beberapa negara pertanyaan semacam itu merupakan pertanyaan yang sangat pribadi untuk ditanyakan dan tidaklah sopan jika kita baru mengenal seseorang langsung menanyakan hal itu. Obrolan saat masak dengan mbak Itul tentang orang - orang yang kami kenal seputar pertanyaan dan efek dari pertanyaan tersebut sangatlah bermacam-macam dan beberapa yang mampu saya tangkap, akan saya share disini.
Sebaiknya kita, dan semua orang yang menjumpai situasi seperti ini jangan menggunakan kalimat diatas sebagai bahan basa - basi pembuka obrolan. Karena salah tebak mood lawan bicara kita bisa menimbulkan efek yang tidak baik untuk lawan bicara kita. She or He wanna be 'die' at that moment...
Teringat 2 teman saya (selanjutnya saya sebut si A dan si B) dalam menanggapi pertanyaan seputar "Kapan?". Dua teman saya termasuk 2 orang yang sangat menjaga imej (baca:gengsi), tapi keduanya tidak saling kenal kecuali dengan saya, jadi mereka 2 teman saya dari komunitas yang berbeda. Cerita si A, pertanyaan "Kapan menikah?" meluncur saat dia bertamu di rumah salah seorang teman yang kebetulan saya juga kenal karena satu kelas saat kuliah dahulu. Ibunda dari teman saya tersebut menanyakan "kapan nikah mbak?" (saat itu dia belum menikah). Si A menjawab "Saya sudah nikah koq bu, cuma gak pake' di ramein (baca:pesta)". Karena demi menjaga imej entah tidak mau dianggap tidak laku atau gak mau kalah dengan teman lain yang sepantaran tapi udah menikah bahkan udah punya baby, dia menjawab sekenanya dan menambah 1 kali lagi kebohongan dalam dirinya. Maka kita juga punya andil untuk menjaga hati & perasaan lawan bicara kita agar tidak menambahi dosa untuknya atas pertanyaan kita.
Cerita si B, pertanyaan seputar "Kapan hamil?" bukanlah sedang saya tanyakan, tapi dia menceritakan tentang pengalamannya atas pertanyaan tersebut yang ditujukan kepadanya oleh orang terdekatnya, yakni Ibu mertuanya. Si B menceritakan ulang kepada kami (saya dan teman saya) dengan dibumbui sedikit alibi dan pembenaran atas dirinya sendiri. Dia menceritakan kepada kami bahwa dia pernah hamil tapi keguguran dan keluarga (termasuk Ibu mertuanya) menyalahkan ritme kerjanya (si B tersebut) yang terlalu workaholic. Hmmmm......sebelum dia menceritakan hal ini (terutama kepada saya), saya dapat info dari cerita suaminya ke suami saya bahwa mereka ( si B & suaminya) sedang (bisa dikatakan sering sekali)mengunjungi dokter (dokter kandungan mungkin lebih tepatnya) untuk usaha segera mendapatkan kehamilan. Karena mereka sudah lama menikah (seinget saya 7 - 9 tahun gitu deh), wajar yah kalo mulai deg-deg an, satu hal karena usia pernikahan mereka yang lumayan lama juga karena faktor umur keduanya yang makin lama bukan semakin muda, untuk wanita kan sangat rawan jika kehamilan terjadi diatas usia 35 - an. Jadi, cerita tentang keguguran itu adalah.......BOHONG, karena menurut suaminya sendiri aja belum pernah ada kehamilan.
Terakhir cerita dari mbak Itul (partner masak saya di rumah), Dia menceritakan kepada saya ada entah tetangga atau teman dia yang mengalami hal serupa (saya sebut saja si C). Saat si C bertamu, oleh tuan rumah ditanya "Udah punya momongan mbak?", karena mereka saling tidak bertemu dalam waktu yang lama, si C menjawab "Udah, tapi ikut mbahnya". Mbak Itul yang tahu keadaan sebenarnya memilih diam saja, memahami keadaan.
Hmmm....saya dan kita sebetulnya tidak boleh ya menjudge seseorang tersebut terutama orang-orang seperti si B. Terlalu berulang-ulangnya pertanyaan itu ditanyakan, mau tidak mau akan membuat si B (dan tentunya kita juga jika diposisikan sama) menjadi jengah, muak, sebal, marah, 'sekarat' bahkan 'mati' kutu. Jika kita tidak bijak menyikapi pertanyaan-pertanyaan yang sangat pribadi seperti diatas, maka jawaban kita juga mungkin sama seperti contoh si A,si B dan si C. Jadi pertanyaan "Kapan?" itu sebenarnya pertanyaan menjebak atau mungkin pertanyaan yang paling menyebalkan di dengar telinga kita, terutama oleh kaum hawa (baca:wanita). Dan pertanyaan berbau 'menelanjangi' seperti itu sangat tidak nyaman di dengar ataupun dijawab. Maka menurut saya sebaiknya kita harus tahu mood, sifat dan timing yang pas jika ingin melontarkan pertanyaan pribadi tersebut sebagai bahan obrolan dengan seseorang. It's not funny anymore !
Senin, 10 Januari 2011
Perihal kapan ??
Senin, 10 Januari 2011
28 Comments
hehe..saya juga termasuk yang sering dapat pertanyaan "kapan".
BalasHapuscuekin aja..lama2 yang nanya juga bosen. akhirnya diam.
ini pertanyaan yg ada kata kapan-nya : sejak KAPAN mulai ada semangat nge-blog lagi...hehe
@budiawanhutasoit Nah tuh dia om, pertanyaan paling rawan dan sangat mengganggu telinga....
BalasHapusSejak awal tahun ini memutuskan mulai back to blog, tp gak untuk $$$ lagi tujuannya om..^__^
klo ane juga sering sangat mbak':
BalasHapus"Kapan Undangannya" hiks... capek dengan pertanyaan itu...
@pri crimbun Yapz! menyebalkan dan mulai mengganggu kehidupan kita hehehe #l3ba4y....pokoknya masalah privacy tuh seharusnya ndak etis kalo di tanyakan berulang2 sm kita.
BalasHapuswaahh bener banget thu...saya paling sensitif dengankata "kapan" hehehe
BalasHapus@cahayabali yaaa saya jugaaa.....pengen bentur²in jidat rasanya hehehehhe
BalasHapusKata Kapan itu.. kayaknya memang sudah gak perlu lagi.. Setuju karena hanya akan menyakiti orang yang ditanya.. Orang yang pada "posisi" tersebut akan mempunyai sensitifitas emosi yang tinggi..
BalasHapusTuhan yang tau jawabannya.!
BalasHapusDlm pergaulan dunia nyata dan dunia maya, Saya berusaha menghindari pertanyaan yg bersifat privacy itu Mbak. Bisa jadi orang yg ditanya tsb ngak sudi. Bagi Saya nga etis juga rasanya bertanya ttng privacy seseorg. Selain pertanyaan "kapan" spt di atas, pertanyaan privacy lainnya adalah ttng pekerjaan dan gaji seseorang, bukan begitu Mbak? Thanks
BalasHapusIya, pertanyaan itu sering justru bikin gerah ya. Terasa mengganggu privasi seseorang.
BalasHapusBtw, kabarku baik mbak. Ayo semangat ngeblog lagi
@tonykoes so pasti, harusnya org yg nanya sudah tau mimik muka org yg ditanya deh, koq tega banget gitu loh....
BalasHapus@detiker jawaban diplomatis, sy juga sering ql sedang ditanyain jawabannya itu hehehe ;)
@belajar dan berbagi informasi wah iya banget tuh ql nanyain penghasilan seseorang juga tidak etis , lama2 'ditelanjangi' pula lah privacy kita
@Erik kalo gerah dikipasin aja bang...ehhhee
Semoga bs dpt semangat ngeblog kayak dulu lagi yah Bang :)
saya juga dulu suka kesal...setiap pulang kerumah pertanyaan ibu selalu kapan nikah, begitu ibu dan ayah gak ada gantian kakak yang selalu tanyak..kapan nikah, kapan nikah...mau gak dipikir tapi kepikir juga.
BalasHapusSaya belajar dari diri saya aja...jadi kalau ketemu kawan yg belum nikah gak mau tanyak2 ini apalagi yg belum punya anak tapi udah nikah lama....berbicara seputar lain dan itu lebih menyenangkan.
@IbuDini: Iya mbak..ndak ada untungnya 'mempermalukan' seseorg dgn pertanyaan seputar kapan dr kita
BalasHapusIya bener, jangan kan untuk wanita, saya aja yang cowok (alhamdulilah) suka kesal kalo seperti itu >.<
BalasHapus@iam: intinya bukan cowok apa cewek ya mas, tapi emang pertanyaannya tll mengganggu privacy :)
BalasHapusKenapa Se..harus bohong seharusnya jawab doakan yaa secepatnya menikah/hamil begitu..hehe
BalasHapussalam kenal
@Kamal Hayat:tiap org kan punya pemikiran beda bro :)..salam kenal juga :)
BalasHapuskapan sumbang dollar ke paypal-ku?
BalasHapusjadi susah mau ngomong apa takut meninggung perasaan
BalasHapus@gajah_pesing: Kapan kawin? hahahhaha
BalasHapus@soewoeng:di empet yo mas biar ndak salah pertanyaan xixixi
kapan menikah?? hehe, itu tuh yang sering ditanyakan kalo pas lagi kondangan, tapi kalo sekarang berhubung udah nikah pertanyaan itu sirna sudah :D
BalasHapussalam
@koki: pasti sekarang pertanyaannya ganti deh, kapan punya anak? hehhe, dan entar ql dah pny anak ganti lg, kapan nambah lagi? ixixiix
BalasHapusmemang menyebalkan sekali, di bawa bercanda aja solusinya, biar gak nyesek....:)
BalasHapus@Tat Twam Asi becandapun kadang serasa ndak nyaman lho...kalo saya sih diem dan cuekin ajaaa
BalasHapusAdduuhh bu.. Kapan Matinya Mana bu , hehe..
BalasHapussalam kenal Jeng anna
@Figur Perempuan Yang Membanggakan salam kenal juga yaaa
BalasHapuskenapa mesti bohong? blg aj apa adanya knp mesti ditutupn kita harus bangga dengan diri kita,klo yg berbohong berarti muna dengan dirinya
BalasHapus@Anonymous kadang gak semua orang nyaman dengan situasinya mas/mbak...jadi dimaklumkan saja lah
BalasHapus