Banyak pendapat dan cara pandang seseorang tentang memelihara anjing khususnya dalam Islam. Saya sendiri menulis disini tidak bertujuan memprovokasi teman-teman untuk membenci atau menyayangi anjing. Tapi ingatlah manusia, hewan dan tumbuhan adalah ciptaan Allah yang saling hidup berdampingan.
Dalam islam (saya pun penganutnya) banyak sekali aturan (ayat2 dan dalil) dan konsekuensi yang harus dipikirkan ulang buat seorang muslim untuk memutuskan memelihara anjing atau bahkan sekedar memegang anjing. Kenapa?? saya pun tidak bisa menjabarkannya, karena bukan ahlinya.
Ada juga pendapat yang dikomentarkan oleh salah satu temen facebook saya, kira² seperti ini:
Tapi bisakah kita belajar tentang pembelajaran lain dengan adanya makhluk tuhan bernama anjing?? Silakan buka artikel di bawah ini yang saya copas (udah ijin lho ya) dari blog tetangga zionist-killer.blogspot.com, lets cekidot.
Dalam Islam banyak cerita tentang anjing. Nabi bahkan pernah memberikan minum seekor anjing dengan alas kakinya (sepatu). Di Jepang, seekor anjing ikut berdoa di sebuah kuil. Anjing itu terlihat merapatkan telapak kedua kaki depannya dan mengangkatnya hingga mendekati hidung, mirip dengan orang yang memberikan salam sungkem ala Jawa. Namun, Conan -nama anjing itu- bukan berasal dari Jawa. Ia adalah anjing milik Joei Yoshikuni, seorang rahib di Jepang dan ia tidak sedang melaksanakan salam sungkem, melainkan ikut “berdoa” di kuil Jigenim.
Menurut Yoshikuni, awalnya dia ingin Conan melakukan meditasi dan dalam beberapa hari Conan sudah bisa meniru gerakan orang berdoa di kuil, meskipun tidak bisa duduk bersila. “Dia mungkin memperlihatkan rasa terima kasih karena diberi makanan dan diajak jalan-jalan,” kata Yoshikuni (“Anjing Ikut ‘Berdoa’ di Kuil Jepang,” BBC.com, 25 Maret 2008).
Seperti halnya lumba-lumba dan kera, anjing memang termasuk binatang pintar. Tingkat kecerdasan anjing, tergantung pada ras dan masing-masing anjing secara individu. Anjing ras Border Collie, terkenal dapat mematuhi dan menjalankan berbagai macam perintah. Anjing ras lain mungkin tidak tertarik untuk menuruti perintah manusia, tapi lebih suka menunjukkan kepintaran dalam soal mencuri makanan atau kabur dari halaman berpagar.
Asal-usul anjing sebagai keturunan serigala yang hidup berkelompok membuat anjing jadi lebih mudah dilatih dibandingkan hewan lain. Sebagai anggota kelompok, anjing mempunyai naluri untuk patuh. Sebagian besar anjing memang sering tidak perlu berurusan dengan tugas yang rumit-rumit, sehingga tidak ada kesempatan belajar hal-hal yang sulit, seperti membuka pintu tanpa bantuan manusia. Anjing yang sudah dilatih sebagai anjing penuntun bagi tuna netra dapat mengenali berbagai macam keadaan bahaya dan cara menghindar dari keadaan tersebut.
Dalam Islam, anjing memiliki kedudukan tersendiri. Berikut ini adalah beberapa kisahnya:
Suatu hari, sampailah Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib di sebuah kebun kurma dan berhenti untuk beristirahat. Di tempat itu, Abdullah bertemu dengan lelaki berkulit hitam, penjaga kebun kurma yang mengeluarkan bekal makanan berupa tiga potong roti. Tiba-tiba seekor anjing datang menghampiri penjaga kebun itu dengan lidah terjulur sembari sesekali menyalak.
Melihat itu, penjaga kebun lalu melempar sepotong roti ke arah si anjing dan anjing itu langsung melahapnya. Ketika roti itu habis, anjing tadi masih menjulurkan lidah dan si penjaga kebun kembali melempar sepotong rotinya kemudian kembali dimakan oleh si anjing. Kejadian itu berlangsung terus, hingga roti ketiga milik si penjaga habis.
Abdullah yang sejak tadi berdiri memperhatikan kejadian itu terpana. Dia mendekati penjaga kebun lalu bertanya,” “Wahai anakku, berapa banyakkah makananmu sehari di tempat ini?”
“Tiga potong saja yang kesemuanya telah dimakan anjing tadi,” jawab si hamba.
“Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? Dan engkau sendiri akan makan apa?” tanya Abdullah.
“Wahai tuan. Tempat ini bukanlah kawasan anjing. Jadi, aku yakin dia datang dari tempat yang jauh, sedang bermusafir dan tentu dia sangat lapar. Sedang aku sendiri, biarlah tidak makan hari ini hingga esok.”
Mendengar itu, Abdullah berseru, “Subhanallah. Engkau begitu mulia.”
Abdullah adalah putra Ja’far bin Abi Thalib. Nabi membaiat Abdullah ketika dia baru berumur 7 tahun. Pada masanya dia dikenal sebagai orang dermawan dan seluruh hartanya hanya dihabiskan untuk disedekahkan kepada kaum tak mampu. Namun, seorang penjaga kebun dan seekor anjing telah memberikan pelajaran baru bagi Abdullah. Dia lantas membeli seluruh kebun anggur itu dan memberikan seluruhnya ke si penjaga kebun.
Dalam Islam banyak cerita tentang anjing. Diceritakan di dalam surat Al Kahfi, seekor anjing telah dijamin oleh Allah untuk masuk surga, karena setia menjaga tuan mereka. Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada para sahabat kisah seorang pelacur yang akan menjadi penghuni surga hanya karena pernah memberikan minum seekor anjing yang hampir mati. Namun, kebanyakan orang Islam selalu menghindari anjing karena dianggap sebagai binatang najis, meskipun yang dimaksud najis hanyalah air liurnya. Nabi sendiri, bahkan pernah memberikan minum seekor anjing dengan alas kakinya (sepatu).
Sesuatu Yang Bisa Kita Pelajari Dari Mereka
Pertama,
anjing adalah hewan yang seringkali merasakan lapar. Hal ini mengingatkan kita pada keadaan orang-orang yang shaleh. Orang-orang shaleh adalah mereka yang senantiasa rohaninya merasakan lapar akan ”harapan dan rindu untuk diri dan dicintai oleh Allah SWT. Bagi orang-orang shaleh, setiap perintah Allah SWT adalah pengenyang lapar rohaninya, dan setiap detik usia adalah waktu untuk bersantap.
Kedua,
pada umumnya anjing tidak memiliki tempat tinggal yang mewah di dunia. Anjing tidak pernah meminta diberikan tempat tinggal yang mewah kepada tuannya. Di manapun ia ditempatkan, ia akan dengan senang hati menerimanya. Sama seperti halnya orang yang berpasrah diri (tawakkal) kepada Allah SWT. Insan yang bertawakal adalah mereka yang menyerahkan segala urusan hidupnya kepada Allah SWT. Karenanya, di manapun, bagaimanapun, dan seperti apapun keadaan dirinya, ia tidak pernah berkeluh kesah karena kuatnya keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan apa yang dibutuhkan olehnya, bukan apa yang diinginkan.
Ketiga,
Anjing adalah hewan yang biasanya hanya tidur sebentar, seperti orang yang punya kecintaan besar pada Allah (muhibbin). Seorang pecinta Tuhan, lebih banyak menggunakan waktunya untuk mendekatkan diri kepada-Nya, daripada “membuangnya” dibanding dengan tidur yang berlebihan. Bahkan ketika tidur pun, rohaninya tetap terjaga untuk mengingat Allah.
Keempat,
anjing tidak memiliki harta, sebagaimana keadaan orang-orang zuhud atau merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Kelima,
anjing tidak akan meninggalkan tuannya sendirian, biarpun tuannya sendiri tidak menghiraukannya, seperti sifat orang-orang yang selalu ingin dekat pada Allah (muridin).
Keenam,
anjing rela ditempatkan di mana saja, seperti sifatnya orang-orang tawadhu’.
Ketujuh,
anjing rela untuk pergi dari tempat di mana ia diusir ke tempat lainnya, seperti sifatnya orang-orang yang ridha kepada kehendak Allah.
Kedelapan,
jika seekor anjing dipukul lalu diberi sesuatu. Ia akan kembali dan mengambilnya tanpa merasa dendam, seperti sifat orang-orang yang khusyu’.
image by me
Saya pribadi penganut Islam, saya pun memelihara anjing (kucing dan hamster) dirumah. Kenapa?? Karena sudah dasarnya saya penyayang hewan (tidak hanya anjing), karena juga penganut Islam, saya juga harus ingat akan najisnya juga rules²nya (niatan memelihara,bersuci, dan aturan tidak seatap) menurut pandangan yang saya yakini. Semua pilihan dan tergantung kitanya sendiri, Bagaimana dengan anda teman-teman???
setiap agama punya aturan, klo menurut g sih balik ke orang na masing2, kek salah satu agama yang melarang kita memegang dupa, tapi klo mau sembahyangin ortu pakai dupa gimana donk ?! yah bukan g enggak peduli dengan aturan agama sih, cuma bagi g apapun agama g, g akan menjalankan apapun yang menurut g benar atau seharusnya di lakukan, Tuhan juga tahu mana yang salah mana yang benar hihihi :) ah.. g suka doggieeee~
meski tak membenci anjing, tapi aku takut. benar-benar takut, sebenarnya siy cuma takut pada gigi-gigi apalagi taring yang ada di anjing, jadinya takutnya terus kebawa-bawa.
@aprie he eh....pilihan ada di diri masing2 kok yaa
@Pitshu setujuhhhhhhhhhh.......agama itu selalu menuju kebaikan kok, gak mungkin menjerumuskan umatnya. Selalu ada solusi buat hal apapun...I loph doggy tooooo
@Anonymous Bukan di haramkan, tapi dinajiskan...coba baca keseluruhan posting diatas deh mungkin bisa tau jawabannya
@vie_three hahhahah mungkin pernah dapet pengalaman gak enak yaa??? kuncinya jangan getar menghadapi anjing, karena dia bisa mengendus hati kita
@maryo salam kenal juga, iyah itu kembali pada pilihan & hati kita kok, saya juga tidak menyarankan
Wow kagum dan suka dgn pendapat anda. Smua makhluk hidup dicintai Tuhan. Kita sbg yg berakhlak plg tinggi hendaknya melindungi makhluk yg lbh lemah. Klo mmg haram ya gapapa asal jgn menyiksa membunuh hewan tsb atas nama agama atau alasan haram. Itu mah mmg manusia nya aja bejat tp berkedok agama.
@My Name Is Arman Terima kasih tambahan infonya mas Arman...nice to sharing, luv doggy too :)
@Anonymous Itulah yang membedakan kita dengan hewan sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan. Kalo ngaku lebih tinggi derajatnya, tentunya kita lebih tahu bagaimana memperlakukan sesama makhluk hidup. Begitu kira² menurut saya. :)
@Ndop ngingu karena kebutuhan mas, aku butuh mereka buat menyeimbangkan kehidupan dan emosiku....kalo belum terpanggil memang seolah gak cocok, yah itu balik lagi kepada hati nurani sih menurutku :D
Aq pny trauma tersendiri sm anjing waktu kecil dan terbawa smpe skrg, tp aq g benci mereka, justru kasihan lihat mereka banyak yg dianiaya bahkan dijadiin makanan, g cm anjing tp jg kucing. I saw a human but not humanity (aq suka quote ini)..:D
~ Semua komentar yang masuk akan di moderasi dahulu sebelum di tampilkan! ~ Komentar yang tidak sesuai topik, penghinaan, dan mengandung SARA akan dihapus, Thanks!
About Me
Hello, my name is ANNA. I loved to work at home and doing my hobby profesionally. My proud job is crafter at Pikaco Story and ONTYANN
kalo saia cari amannya saja. Menghindari najis dari anjing yg ga tau kapan dan dimana najisnya berada #IMHO
BalasHapussetiap agama punya aturan, klo menurut g sih balik ke orang na masing2, kek salah satu agama yang melarang kita memegang dupa, tapi klo mau sembahyangin ortu pakai dupa gimana donk ?! yah bukan g enggak peduli dengan aturan agama sih, cuma bagi g apapun agama g, g akan menjalankan apapun yang menurut g benar atau seharusnya di lakukan, Tuhan juga tahu mana yang salah mana yang benar hihihi :) ah.. g suka doggieeee~
BalasHapusTanya donk, kenapa di islam anjing di haramkan. Kalau di haramkan kenapa diciptakan Tuhan ? Thx sebelumnya utk jawabannya :)
BalasHapusmeski tak membenci anjing, tapi aku takut. benar-benar takut, sebenarnya siy cuma takut pada gigi-gigi apalagi taring yang ada di anjing, jadinya takutnya terus kebawa-bawa.
BalasHapusSalam kenal..suka sih dgn anjing..tp tkut krena dlm islma ada najisnya....
BalasHapus@aprie he eh....pilihan ada di diri masing2 kok yaa
BalasHapus@Pitshu setujuhhhhhhhhhh.......agama itu selalu menuju kebaikan kok, gak mungkin menjerumuskan umatnya. Selalu ada solusi buat hal apapun...I loph doggy tooooo
@Anonymous Bukan di haramkan, tapi dinajiskan...coba baca keseluruhan posting diatas deh mungkin bisa tau jawabannya
@vie_three hahhahah mungkin pernah dapet pengalaman gak enak yaa??? kuncinya jangan getar menghadapi anjing, karena dia bisa mengendus hati kita
@maryo salam kenal juga, iyah itu kembali pada pilihan & hati kita kok, saya juga tidak menyarankan
Silahkan kesini : http://arsiparmansyah.wordpress.com/2011/10/20/hukum-memelihara-anjing/
BalasHapusWow kagum dan suka dgn pendapat anda. Smua makhluk hidup dicintai Tuhan. Kita sbg yg berakhlak plg tinggi hendaknya melindungi makhluk yg lbh lemah. Klo mmg haram ya gapapa asal jgn menyiksa membunuh hewan tsb atas nama agama atau alasan haram. Itu mah mmg manusia nya aja bejat tp berkedok agama.
BalasHapus@My Name Is Arman Terima kasih tambahan infonya mas Arman...nice to sharing, luv doggy too :)
BalasHapus@Anonymous Itulah yang membedakan kita dengan hewan sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan. Kalo ngaku lebih tinggi derajatnya, tentunya kita lebih tahu bagaimana memperlakukan sesama makhluk hidup. Begitu kira² menurut saya. :)
Aku ra bakat ngopeni kewan. Ngopeni manuk tilang wae mati. Haha. Salut kagem njenengan mbak.
BalasHapus@Ndop ngingu karena kebutuhan mas, aku butuh mereka buat menyeimbangkan kehidupan dan emosiku....kalo belum terpanggil memang seolah gak cocok, yah itu balik lagi kepada hati nurani sih menurutku :D
BalasHapusAq pny trauma tersendiri sm anjing waktu kecil dan terbawa smpe skrg, tp aq g benci mereka, justru kasihan lihat mereka banyak yg dianiaya bahkan dijadiin makanan, g cm anjing tp jg kucing. I saw a human but not humanity (aq suka quote ini)..:D
BalasHapus